Apakah keselamatan dapat dicegah:
Dalam masyarakat tradisional, anggapan bahwa kecelakaan masih
dianggap sebagai takdir atau sudah bahagian dari nasip, seolah-olah
kecelakaan tidak dapat dihindarkan.
Khususnya masyarakat indonesia masih sangat meyakini hal ini, dan hal
ini mengakibatkan sebuah habbit yang susah untuk memperbaiki metode atau
langkah kerja menjadi lebih baek dan tidak mengharapkan tindakan
prefentif.
Heinrich seorang ahli Keselamatan, Tahun 1930 mengemukakan dalam bukunya yang berjudul “Accident Prevention”:
- Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya, dan tak ada kejadian yang terjadi tanpa sebab.
- Jika faktor penyebab dihilangkan, maka otomatis kecelakaan tersebut dapat dicegah.
Misalnya:
Lantai yang licin karena ada ceceran cairan yang dapat menimbulkan orang
terpeleset, jika lantainya dibersihkan dari cairan, maka resiko
terpeleset tidak akan terjadi.
Heinrich juga mengemukakan 10 Aksioma, sbb:
1. Kecelakaan Merupakan Rangkaian Proses Sebab Akibat.
2. Bahwa sebagian Kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia.
3. Kondisi yang tidak aman dapat membahayakan bahkan menimbulkan kecelakaan.
4. Tidakan tidak aman dari seseorang dipengaruhi oleh tingkah laku, kondisi fisik, pengetahuan dan keahlian.
5. Upaya pencegahan kecelakaan harus mencakup berbagai usaha.
6. Tingkat keparahan suatu kecelakaan berbeda dengan lainnya.
7. Program pencegahan kecelakaan harus sejalan dengan program lainnya dalam organisasi.
8. Pencegahan
Kecelakaan atau Program Keselamatan dalam Organisasi tidak akan
berhasil tanpa
dukungan dan peran serta Manajemen Puncak.
9. Pengawas merupakan unsur kunci dalam program K3.
10. Usaha Keselamatan Menyangkut aspek Ekonomis.
Pendekatan Pencegahan Bahaya;
A. Pendekatan Energy:
1. Pengendalian pada Sumber Bahaya.
A. Pendekatan Energy:
1. Pengendalian pada Sumber Bahaya.
Ini merupakan pemantauan atau proteksi terhadap semua jenis bentuk
bahaya yang ditimbulkan oleh alat atau mesin yang bisa mengakibatkan
kecelakaan kepada karyawan,
Pada konsep ini perlu dilakukan misalnya dengan cara:
· Dengan cara melakukan pemantauan kepada objectnya lewat Preventive secara berkala.
· Mendefenisikan Bentuk bahaya dan berapa besar resiko yang akan diterima oleh karyawan.
· Mendefenisikan tindakan pengendalian terhadap bahaya yang dihasilkan.
2. Pendekatan Pada Jalan Engergy.
Pendekatan ini merupakan tindakan langsung yang dilakukan dilapangan
untuk mengurangi resiko yang dihasilkan untuk menghindari terjadinya
resiko bahaya,Misalnya:
- Untuk pekerjaan yang menghasilkan debu atau gas beracun dapat dikendalikan dengan Menginstall Cambase pada daerah mesin yang menghasilkan kotoran debu, sehingga penyebaran kelingkungan berkurang.
- Untuk Sumber energy yang menghasilkan tingkat kebisingannya tinggi, dapat dilakukan dengan menginstall sisi gedung atau mesin untuk mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan.
3. Pendekatan Pada Penerima Energy.
Pendekatan Ini adalah proses proteksi (perlindungan) kepada Manusia yang
akan menerima resiko yang dihasilkan oleh Sumber energy.
Nilai pendekatan ini tergantung dari tingkat keseriusan dari karyawan
yang menggunakan, dan hal ini memerlukan pemantauan yang maksimal, agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Dibeberapa perusahaan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dari proses pendekatan ini, jika pendekatan ini
tidak dilakukan dengan benar dianggap sebagai pelanggaran dan tidak
segan-segan memberlakukan sanksi yang berat.
Contoh Penerapan Pendekatan ini misalnya:
Karyawan yang bekerja didaerah tingkat kebisingan yang tinggi, dilengkapi dengan APD Ear Plug,
Karyawan yang bekerja didaerah Penghasil energy panas dilengkapi dengan
APD khusus untuk memproteksi resiko panas dengan menggunakan Aprond,
Hand glove jeans.
B. Pendekatan Manusia
B. Pendekatan Manusia
Pada dasarnya
kecelakaan itu 85% nya disebabkan oleh faktor manusia dengan bertindak
yang tidak aman, untuk itu mencegah kecelakaan dilakukan berbagai upaya
pembinaan unsur manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
sehingga kesadaran K3 meningkat sehingga nilai kecelakaan kerja dapat
ditekan.
Program K3 untuk Pembinaan terhadap Faktor Manusia, didalam meningkatkan
kesadaran pekerja dapat dilakukan dengan menggalakkan Program:
- Pembinaan dan Pelatihan.
- Program K3 dan Kampanye.
- Pembinaan Perilaku Aman.
- Pengawasan dan Inspeksi K3 dilapangan.
- Audit K3.
- Komunikasi K3 dalam Bentuk Meeting.
- Pengembangan Prosedure Kerja Aman (Safe Work Practice)
C. Pendekatan Teknis
Hal ini Menyangkut Fisik dari Peralatan, Material, Proses Maupun Lingkungan Kerja yang tidak aman.
Upaya Teknis yang dilakukan untuk menekan nilai kecelakaan kerja antara lain:
· Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan persyaratan teknis dan standar yang berlaku untuk menjamin kelayakan instalasi atau peralatan kerja.
· System pengaman pada peralatan atau instalasi untuk mencegah kecelakaan dalam pengoperasian alat atau instalasi peralatan, Misalnya: Install inter lock, system alarm, system instrument.
D. Pendekatan Administratif
Tahap ini dilakukan dengan cara:
- Pengaturan Jadwal plan Kerja.
- Penyediaan Alat keselamatan kerja.
- Mengembangkan dan Menetapkan Prosedur Kerja.
- Menetapkan Peraturan K3 yang akan diberlakukan.
- Mengatur Pola kerja, system Produksi, dan Proses kerja.
E. Pendekatan Manajemen
Upaya manajemen didalam mengurangi resiko bahaya atau tingkat kecelakaan
adalah berupa komitmen didalam team dan saling terkait dalam
menjalankan system K3 dan berupaya melakukan perbaikan.
Adapun upaya yang dilakukan adalah berupa:
1. Menerapkan SMK3.
2. Mengembangkan Organisasi K3.
3. Mengembangkan Komitment dan Manajemen K3 ditingkat Leader ship
Tidak ada komentar:
Posting Komentar