Hirarki Pengendalian Bahaya Untuk Pencegahan Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja
Pada kegiatan pengkajian resiko (risk assesment),
hirarki pengendalian (hierarchy of control) merupakan salah satu hal
yang sangat diperhatikan. Pemilihan hirarki pengendalian memberikan
manfaat secara efektifitas dan efesiensi sehingga resiko menurun dan
menjadi resiko yang bisa diterima (acceptable risk) bagi suatu
organisasi. Secara efektifitas, hirarki kontrol pertama diyakini
memberikan efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan hirarki yang
kedua.
Hirarki pengendalian ini memiliki dua dasar pemikiran dalam menurunkan
resiko yaitu melaui menurunkan probabilitas kecelakaan atau paparan
serta menurunkan tingkat keparahan suatu kecelakaan atau paparan.
Pada ANSI Z10: 2005, hirarki pengendalian dalam sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja antara lain:
1. Eliminasi.
Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat
desain, tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan
manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada
desain. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif
sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari
resiko, namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak
selalu praktis dan ekonomis.
Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: bahaya
jatuh, bahaya ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya
kimia.
2. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.
Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui
disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi
misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi
mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia
yang kurang berbahaya, mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus
listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan
yang cair atau basah.
3. Pengendalian tehnik/engineering control
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan
pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian
ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.
Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup
mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, start-up alarm,
ventilation system, sensor, sound enclosure.
4. Sistem peringatan/warning system
Adalah pengendian bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan,
instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya
bahaya dilokasi tersebut. Sangatlah penting bagi semua orang mengetahui
dan memperhatikan tanda-tanda peringatan yang ada dilokasi kerja
sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang akan memberikan
dampak kepadanya. Aplikasi di dunia industri untuk pengendalian jenis
ini antara lain berupa alarm system, detektor asap, tanda peringatan
(penggunaan APD spesifik, jalur evakuasi, area listrik tegangan tinggi,
dll).
5. Pengendalian administratif/ administratif control
Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan
melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang
akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan
pekerjaan secara aman.
Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar
operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi prilaku, jadwal
kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal
istirahat, investigasi dll.
6. Alat pelindung diri
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal
yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya
berfungsi untuk mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya
hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan
alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
Alat pelindung diri Mandatory adalah antara lain: Topi keselamtan
(Helmet), kacamata keselamatan, Masker, Sarung tangan, earplug, Pakaian
(Uniform) dan Sepatu Keselamatan. Dan APD yang lain yang dibutuhkan
untuk kondisi khusus, yang membutuhkan perlindungan lebih misalnya:
faceshield, respirator, SCBA (Self Content Breathing Aparatus),dll.
Pemeliharaan dan pelatihan menggunakan alat pelindung diripun sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas manfaat dari alat tersebut.
Dalam aplikasi pengendalian bahaya, selain kita berfokus pada hirarkinya
tentunya dipikirkan pula kombinasi beberapa pengendalian lainnya agar
efektifitasnya tinggi sehingga bahaya dan resiko yang ada semakin kecil
untuk menimbulkan kecelakaan. Sebagi misal adanya adanya unit mesin baru
yang sebelumnya memiliki kebisingan 100 dBA dilberikan enclosure
(dengan metode engineering control) sehingga memiliki kebisingan 90 dBA,
selain itu ditambahkan pula safety sign dilokasi kerja, adanya
preventive maintenance untuk menjaga keandalaann mesin dan kebisingan
terjaga, pengukuran kebisingan secara berkala, diberikan pelatihan dan
penggunaan earplug yang sesuai.
thanks,sangat bermanfaat..
BalasHapusmenurut saya sistem peringatan termasuk pada administratif control.. bagaimana untuk isolasi?
BalasHapusaku lagi pelatihan kak.. makasih yaaa
HapusAlhamdulillah jawaban ujian
BalasHapusisolasi itu eng.control.
BalasHapusTerus berikan contoh jsanyalah Pak lengkap pelajarannya
BalasHapus.. alhmdulilah .. sangat membantu
BalasHapusselain kelima HIRARKI tersebut, masih adakah contol lain yang bisa di gunakan,,,?
BalasHapusTerimakasih infonya sangat bermanfaat
BalasHapusjangan lupa kunjungi web kami
www.ppns.ac.id
Terimakasih.. Sangat membantu pembelajaran
BalasHapusTrimah kasih infonya,
BalasHapusTerima kasih informasinya
BalasHapusSangat baik
BalasHapusMohon bantuan kka berikan contoh dlm kehidupan sehari hari megenai kelima pengendalian tersebut
BalasHapusBoleh berikan contoh nya dalam bidang kelistrikan
BalasHapus